:: Into The New
World ::
> Kisah
Menggapai Mimpi yang Terinspirasi Dari MV SNSD : Into The New World
**Part 1 (Awal
Kegagalan)**
“Oh, tidaak!”,
teriak Sooyoung, pilot percobaan di GG Air Roleplayer. Taeyeon, rekannya segera
menutup mata, sedih melihat Sooyoung gagal menerbangkan pesawat.
“Tae, maafkan
aku”, ucap Sooyoung menunduk. Dilepasnya helm dan bantalan siku.
“Bukan,
Sooyoung. Ini bukan salahmu. Bukankah kita ini satu Tim? Setiap kegagalan dan
keberhasilan, kita tanggung bersama. Iya, kan? Ayo kita makan siang. Pasti kau
lapar”, ajak Taeyeon meraih tangan Sooyoung. Mereka bergandengan menuju mini
cafe.
“Hey! Kalian!
Apa yang kalian lakukan pada dinding itu?!”, teriak Taeyeon ditengah
perjalanan. Dua orang yeoja yang sedang membuat grafity memalingkan wajah.
“Kita membuat
grafity. Inilah pekerjaan kita. Kenalkan, namaku Sica, ini partnerku, Sunny.
Maaf, kita cukup sibuk. Tolong jangan ganggu kami. Salam kenal dan sampai
jumpa”, kata Sica berlagak mengusir. Tatapannya dingin. Sooyoung dan Taeyeon
langsung meninggalkan mereka. Dalam hati Taeyeon berkata ‘Aih, sombong benar
mereka. Mengusirku seenaknya’
“Sunny, aku
tidak tahu harus melukis apa”, keluh Sica, menyandarkan diri di dinding kecil.
“Aku ingin berhenti menjadi pembuat grafity”, lanjutnya.
“Aaah, Sica!
Jangan mengeluh terus. Lagian, mengapa tadi kau mengusir mereka? Siapa tahu,
mereka bisa membantu kita”, kata Sunny lugas. Sica terdiam. Suasana hening.
======================
“Aah, kau selalu
menggagalkan tarianku, sepatu! Andaikan aku punya uang cukup untuk membeli yang
baru.. Aku benci kau!”, teriak seseorang yang sedang lewat. Ia berbicara
marah-marah dengan sepatu yang dia bawa. Sica dan Sunny yang melihatnya hanya
menggelengkan kepala.
“Hyoyeon!
Tunggu!”, teriak Fany dari belakang. Ia menuntun Vespa pink yang sudah bobrok.
Dikejarnya Hyoyeon dengan menuntun Vespa pink itu.
======================
“Annyeong.. Mau
pesan apa?”, sambut pemilik mini cafe yang di kunjungi Sooyoung dan Taeyeon.
“Two hot
coffee”, kata Taeyeon. Yuri, si pemilik mini cafe segera menuju dapur. Ia
menghidupkan Coffee Machine, mesin canggih pembuat kopi.
“Lhoh, kok
kopinya nggak keluar?”, gumam Yuri didepan mesin itu. Ia duduk di kursi makan,
menghela napas, dan beranjak ke pemesan kopi. Taeyeon dan Sooyoung agak kecewa.
Mereka merasa sial di hari ini. Gara-gara Coffee Machine rusak, Yuri kehilangan
banyak pelanggan.
Sementara itu di
tempat grafity..
“Sica, aku akan
meminta tolong mereka berdua untuk membantu kita. Jangan tunjukkan tatapan
dinginmu”, kata Sunny menuju Hyoyeon dan Fany.
“Kalian, jangan
pergi dulu. Ayo kita mengobrol sebentar”, ajak Sunny.
“Maaf gadis
kecil, aku sedang repot. Aku tidak bisa diganggu. Dan kamu, Fany, jangan
mengikutiku lagi!”, bentak Hyoyeon. Ia berlalu membawa sepatu usangnya. Itulah
Hyoyeon, yang bisa dibilang jutek.
“Siapa yeoja
keras kepala itu? Masa aku dibilang gadis kecil? Aaargh!”, ujar Sunny mengendus
kesal, menendang batu kecil didepannya, hingga batu itu melayang jauh.
“Dia temanku.
Kita bersama sejak kecil”, ucap Fany santai, mendekati Sunny. “Ia tidak seperti
yang kau kira. Jika mood nya sedang baik, sifatnya seperti Thumbellina”, lanjut
Fany. Dengan segera, Fany pergi. Kembali menuntun Vespa bututnya.
“Maaf, apakah
kau yang melempar batu kecil ini?”, seru seseorang tiba-tiba.
“Kenapa? Mau
protes? Itu hanya sebuah batu kecil mungil yang ringan”, kata Sunny menantang.
“Kau bilang
apa?! Batu kecil ini menerobos kaca jendela ruang tamu, dan mengenai mesin
jahitku! Sekarang mesin jahitku rusak! Padahal, mesin itu untuk membuat baju
ballet yang harus selesai besok lusa!”, yeoja itu marah-marah. “Kau harus
membenarkannya! Ayo, ikut aku ke rumahku! Betulkan mesin jahitku!”, yeoja itu
menarik tangan Sunny. Sunny yang gelagapan melirik Sica. Ommo.. Sica tertidur
di dinding kecil tempat ia bersandar. Pantas, suaranya tidak terdengar
sedikitpun.
“Hey! Lepaskan
tanganku!”, kata Sunny kesal dengan sikap yeoja itu.
‘Blok Gee No.3’,
tempat tinggal yeoja itu. Didepan halaman rumah kecilnya, tampak papan kayu
bercat biru, ‘YoonA’. Ternyata, namanya Yoona.
“Entah
bagaimanapun caranya, mesin jahit ini harus kembali seperti semula. Harus
sekarang!”, bentak Yoona. Sunny kebingungan. Tiba-tiba pintu diketuk.
“Yoona,
bagaimana nasib baju ballet ku? Apa aku bisa mengambilnya lusa?”, ujar yeoja
polos yang berdiri di depan pintu. Rambutnya panjang terurai, menjinjing sepatu
ballet.
“Ngg.. Aku..
Aku.. Aku..”, Yoona tergagap.
“Kenapa, Yoona?
Jangan gugup jika berbicara denganku”, ujar Seohyun, nama yeoja yang lembut
itu.
“Mesin jahitnya
rusak!”, seru Sunny yang tiba-tiba muncul. Yoona menutup mulut Sunny dan
menyuruhnya pergi ke dapur. Tapi sayang, Seohyun sudah mendengar kata-kata
Sunny. Dan, ia juga dengan cepat mencernanya.
“Mwo?! Bagaimana
nasib baju balletku?! Kau hanya mengerjakannya sampai di bagian lengan, kan?
Aku akan mengisi panggung musikal besok lusa. Hiks.. Hiks..”, Seohyun mulai
menangis. Ia tidak percaya, baju ballet nya bernasib seperti ini. Dengan marah,
ditinggalnya Yoona yang terbengong.
Didalam, Yoona
memarahi Sunny habis-habisan. Sunny yang tak mau dinasehati membalas Yoona
dengan lantangnya. Mereka ribut didalam, sampai hari menjelang malam.
**Part 2 (Usaha
Meraih Impian)**
“Taeyeon..!!
Sini, cepat!”, teriak Sooyoung tiba-tiba. “Aku tahu, kenapa pesawat ini hanya
dapat terbang sebentar. Ada sesuatu yang terselip di bagian sela baling-baling.
Tapi, aku tidak bisa mengambilnya. Jari-jariku terlalu besar”, ungkap Sooyoung.
“Biar aku yang
mengambilnya. Aku memiliki jari yang kecil dan mungil”, kata Taeyeon
mengulurkan tangannya. “Ini, Sooyoung. Kayu kecil ini mencari gara-gara! Coba
kau terbangkan pesawatnya”
“Kemarin waktu
aku menerbangkannya, gagal. Sekarang, coba kau yang menerbangkannya”, kata
Sooyoung , ia mengambilkan helm dan bantalan siku untuk Taeyeon.
Di dalam
pesawat, Taeyeon sudah bersiap-siap. Sooyoung berdo’a di dalam hati, berharap
pesawatnya bisa terbang dalam waktu minimal setengah jam.
======================
“Saengil
Chukkae, Hyoyeon, yeoja bonamana”, seorang namja keren memberikan Hyoyeon
kalung bunga. Hyoyeon senang menerimanya. “Karena ini hari Ulangtahunmu, kau
boleh minta permintaan, dan aku akan mengabulkannya”, ucap Lee Hyukjae yang
biasa dipanggil Eunhyuk.
“Yang kuinginkan
saat ini hanya satu, sepatu baru untuk menari hiphop”, ujar Hyoyeon langsung.
Eunhyuk mengajak Hyoyeon ke pusat perbelanjaan terbesar di Seoul, dengan mobil
sport pribadinya.
======================
“Yeaaaaah!
Yoona! Lihat mesin jahitmu! Sudah kembali seperti semula! Ini berkat aku!”,
kata Sunny menarik Yoona, membawanya ke hadapan mesin jahit. Semalam ia
menginap di rumah Yoona, karena mesin jahit yang dirusakkannya. Yoona
mengacungkan ibu jari ke Sunny. Ia tersenyum senang. ‘Yoona cantik sekali jika
ia tersenyum’, batin Sunny.
Yoona segera
mengambil handphone nya, menghubungi Seohyun.
“Seohyun, baju
balletmu akan selesai besok pagi! Aku janji. Mesin jahitku sudah sehat kembali.
Aku akan mengerjakannya mulai sekarang.. Daaah”, singkat sekali Yoona
bertelephone. Padahal, Seohyun belum menjawab nya, sudah dimatikan.
“Tugasku sudah
selesai, kan? Kalau begitu, aku mau kembali ke tempat grafity. Paii Paii”,
Sunny berlari ke ‘Gravity Block’, membantu Sica.
“Hai, Sunny! Ayo
kita bikin grafity. Aku punya ide. Bagaimana jika kita melukis tulisan ‘New
World’? Artinya, ‘Dunia yang Baru’. Sunny menganggukkan kepala, mereka berkerja
bersama dengan kompak.
======================
“Fany, apa yang
kaulakukan dengan vespamu?”, sapa Yuri saat melewati halaman rumah Fany. Fany
melambaikan tangan agar Yuri datang kepadanya.
“Kemarin vespaku
rusak. Tadi, aku menemukan letak kesalahan mesinnya. Ternyata gerigi rodanya
tidak pas. Sepertinya aku cocok berkerja di bagian mesin”, gumam Fany. Yuri
tertawa kecil. “Kenapa kau tidak menjaga mini cafe mu?”, tanya Fany bingung.
“Coffee Machine
ku satu-satunya rusak. Aku kehilangan banyak pelanggan”, ungkap Yuri sedih dan
kecewa.
“Bawalah coffe
machine mu, siapa tahu, aku bisa membetulkannya..”, kata Fany berlagak. Yuri
meninggalkan Fany dan kembali 10 menit kemudian, karena rumah mereka satu
perumahan.
“Fany, kau tahu,
kenapa coffee machine ku tidak bisa berfungsi?”, tanya Yuri tersenyum. Fany
menggelengkan kepala. “Itu tandanya, kau tidak cocok di bidang mesin. Aku tahu
penyebabnya. Karena.... Kabelnya belum aku colokkan ke stopkontak! Hahhahaha”,
Yuri tertawa riang. Fany hanya mendesah jengkel.
**Part 3 (Akhir
Keberhasilan)**
Pesawat itu
terbang lebih dari dua jam, dengan sang pilot, Kim Taeyeon. Choi Sooyoung yang
melihat dari bawah merasa sangat bangga. Ia berlari kesana kemari mengitari
lapangan penerbangan.
======================
Dengan
lenturnya, Seo Joo Hyun memamerkan kemampuan tari balletnya didepan gubernur
dan walikota. Im Yoon-Ah yang menontonnya ikut terharu, baju ballet karyanya
dikagumi ratusan hadirin.
======================
Jessica Jung dan
Lee Sun-Kyu melompat, mereka melakukan tos sambil lompat, menyaksikan hasil
graity bertuliskan ‘New World’ yang sangat keren dan nilai seninya tinggi.
======================
Vespa pink itu
sekarang menjadi sangat menawan dan enak dipandang, tidak bobrok dan tidak
terlihat butut. Stephanie Hwang menambahkan papan plastik bertuliskan ‘Tiffany’
di bagian depannya.
======================
Tarian hip hop
yang ditampilkan Kim Hyoyeon menarik perhatian publik. Dengan sepatu putihnya,
ia sangat enerjik melompat dan bergerak-gerak.
======================
Mini Cafe milik
Kwon Yu-Ri mendapat banyak pelanggan disetiap harinya. Kini, setiap cangkir
coffee tampak uap berbentuk hati. Menandakan cintanya terhadap Mini Cafe dan
Coffee Machine nya.
The End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar