Sabtu, 25 Agustus 2012

INTO THE NEW WORLD (FAN FICTION)

:: Into The New World ::
> Kisah Menggapai Mimpi yang Terinspirasi Dari MV SNSD : Into The New World

**Part 1 (Awal Kegagalan)**
“Oh, tidaak!”, teriak Sooyoung, pilot percobaan di GG Air Roleplayer. Taeyeon, rekannya segera menutup mata, sedih melihat Sooyoung gagal menerbangkan pesawat.
“Tae, maafkan aku”, ucap Sooyoung menunduk. Dilepasnya helm dan bantalan siku.
“Bukan, Sooyoung. Ini bukan salahmu. Bukankah kita ini satu Tim? Setiap kegagalan dan keberhasilan, kita tanggung bersama. Iya, kan? Ayo kita makan siang. Pasti kau lapar”, ajak Taeyeon meraih tangan Sooyoung. Mereka bergandengan menuju mini cafe.
“Hey! Kalian! Apa yang kalian lakukan pada dinding itu?!”, teriak Taeyeon ditengah perjalanan. Dua orang yeoja yang sedang membuat grafity memalingkan wajah.
“Kita membuat grafity. Inilah pekerjaan kita. Kenalkan, namaku Sica, ini partnerku, Sunny. Maaf, kita cukup sibuk. Tolong jangan ganggu kami. Salam kenal dan sampai jumpa”, kata Sica berlagak mengusir. Tatapannya dingin. Sooyoung dan Taeyeon langsung meninggalkan mereka. Dalam hati Taeyeon berkata ‘Aih, sombong benar mereka. Mengusirku seenaknya’
“Sunny, aku tidak tahu harus melukis apa”, keluh Sica, menyandarkan diri di dinding kecil. “Aku ingin berhenti menjadi pembuat grafity”, lanjutnya.
“Aaah, Sica! Jangan mengeluh terus. Lagian, mengapa tadi kau mengusir mereka? Siapa tahu, mereka bisa membantu kita”, kata Sunny lugas. Sica terdiam. Suasana hening.
======================
“Aah, kau selalu menggagalkan tarianku, sepatu! Andaikan aku punya uang cukup untuk membeli yang baru.. Aku benci kau!”, teriak seseorang yang sedang lewat. Ia berbicara marah-marah dengan sepatu yang dia bawa. Sica dan Sunny yang melihatnya hanya menggelengkan kepala.
“Hyoyeon! Tunggu!”, teriak Fany dari belakang. Ia menuntun Vespa pink yang sudah bobrok. Dikejarnya Hyoyeon dengan menuntun Vespa pink itu.
======================
“Annyeong.. Mau pesan apa?”, sambut pemilik mini cafe yang di kunjungi Sooyoung dan Taeyeon.
“Two hot coffee”, kata Taeyeon. Yuri, si pemilik mini cafe segera menuju dapur. Ia menghidupkan Coffee Machine, mesin canggih pembuat kopi.
“Lhoh, kok kopinya nggak keluar?”, gumam Yuri didepan mesin itu. Ia duduk di kursi makan, menghela napas, dan beranjak ke pemesan kopi. Taeyeon dan Sooyoung agak kecewa. Mereka merasa sial di hari ini. Gara-gara Coffee Machine rusak, Yuri kehilangan banyak pelanggan.
Sementara itu di tempat grafity..
“Sica, aku akan meminta tolong mereka berdua untuk membantu kita. Jangan tunjukkan tatapan dinginmu”, kata Sunny menuju Hyoyeon dan Fany.
“Kalian, jangan pergi dulu. Ayo kita mengobrol sebentar”, ajak Sunny.
“Maaf gadis kecil, aku sedang repot. Aku tidak bisa diganggu. Dan kamu, Fany, jangan mengikutiku lagi!”, bentak Hyoyeon. Ia berlalu membawa sepatu usangnya. Itulah Hyoyeon, yang bisa dibilang jutek.
“Siapa yeoja keras kepala itu? Masa aku dibilang gadis kecil? Aaargh!”, ujar Sunny mengendus kesal, menendang batu kecil didepannya, hingga batu itu melayang jauh.
“Dia temanku. Kita bersama sejak kecil”, ucap Fany santai, mendekati Sunny. “Ia tidak seperti yang kau kira. Jika mood nya sedang baik, sifatnya seperti Thumbellina”, lanjut Fany. Dengan segera, Fany pergi. Kembali menuntun Vespa bututnya.
“Maaf, apakah kau yang melempar batu kecil ini?”, seru seseorang tiba-tiba.
“Kenapa? Mau protes? Itu hanya sebuah batu kecil mungil yang ringan”, kata Sunny menantang.
“Kau bilang apa?! Batu kecil ini menerobos kaca jendela ruang tamu, dan mengenai mesin jahitku! Sekarang mesin jahitku rusak! Padahal, mesin itu untuk membuat baju ballet yang harus selesai besok lusa!”, yeoja itu marah-marah. “Kau harus membenarkannya! Ayo, ikut aku ke rumahku! Betulkan mesin jahitku!”, yeoja itu menarik tangan Sunny. Sunny yang gelagapan melirik Sica. Ommo.. Sica tertidur di dinding kecil tempat ia bersandar. Pantas, suaranya tidak terdengar sedikitpun.
“Hey! Lepaskan tanganku!”, kata Sunny kesal dengan sikap yeoja itu.
‘Blok Gee No.3’, tempat tinggal yeoja itu. Didepan halaman rumah kecilnya, tampak papan kayu bercat biru, ‘YoonA’. Ternyata, namanya Yoona.
“Entah bagaimanapun caranya, mesin jahit ini harus kembali seperti semula. Harus sekarang!”, bentak Yoona. Sunny kebingungan. Tiba-tiba pintu diketuk.
“Yoona, bagaimana nasib baju ballet ku? Apa aku bisa mengambilnya lusa?”, ujar yeoja polos yang berdiri di depan pintu. Rambutnya panjang terurai, menjinjing sepatu ballet.
“Ngg.. Aku.. Aku.. Aku..”, Yoona tergagap.
“Kenapa, Yoona? Jangan gugup jika berbicara denganku”, ujar Seohyun, nama yeoja yang lembut itu.
“Mesin jahitnya rusak!”, seru Sunny yang tiba-tiba muncul. Yoona menutup mulut Sunny dan menyuruhnya pergi ke dapur. Tapi sayang, Seohyun sudah mendengar kata-kata Sunny. Dan, ia juga dengan cepat mencernanya.
“Mwo?! Bagaimana nasib baju balletku?! Kau hanya mengerjakannya sampai di bagian lengan, kan? Aku akan mengisi panggung musikal besok lusa. Hiks.. Hiks..”, Seohyun mulai menangis. Ia tidak percaya, baju ballet nya bernasib seperti ini. Dengan marah, ditinggalnya Yoona yang terbengong.
Didalam, Yoona memarahi Sunny habis-habisan. Sunny yang tak mau dinasehati membalas Yoona dengan lantangnya. Mereka ribut didalam, sampai hari menjelang malam.

**Part 2 (Usaha Meraih Impian)**
“Taeyeon..!! Sini, cepat!”, teriak Sooyoung tiba-tiba. “Aku tahu, kenapa pesawat ini hanya dapat terbang sebentar. Ada sesuatu yang terselip di bagian sela baling-baling. Tapi, aku tidak bisa mengambilnya. Jari-jariku terlalu besar”, ungkap Sooyoung.
“Biar aku yang mengambilnya. Aku memiliki jari yang kecil dan mungil”, kata Taeyeon mengulurkan tangannya. “Ini, Sooyoung. Kayu kecil ini mencari gara-gara! Coba kau terbangkan pesawatnya”
“Kemarin waktu aku menerbangkannya, gagal. Sekarang, coba kau yang menerbangkannya”, kata Sooyoung , ia mengambilkan helm dan bantalan siku untuk Taeyeon.
Di dalam pesawat, Taeyeon sudah bersiap-siap. Sooyoung berdo’a di dalam hati, berharap pesawatnya bisa terbang dalam waktu minimal setengah jam.
======================
“Saengil Chukkae, Hyoyeon, yeoja bonamana”, seorang namja keren memberikan Hyoyeon kalung bunga. Hyoyeon senang menerimanya. “Karena ini hari Ulangtahunmu, kau boleh minta permintaan, dan aku akan mengabulkannya”, ucap Lee Hyukjae yang biasa dipanggil Eunhyuk.
“Yang kuinginkan saat ini hanya satu, sepatu baru untuk menari hiphop”, ujar Hyoyeon langsung. Eunhyuk mengajak Hyoyeon ke pusat perbelanjaan terbesar di Seoul, dengan mobil sport pribadinya.
======================
“Yeaaaaah! Yoona! Lihat mesin jahitmu! Sudah kembali seperti semula! Ini berkat aku!”, kata Sunny menarik Yoona, membawanya ke hadapan mesin jahit. Semalam ia menginap di rumah Yoona, karena mesin jahit yang dirusakkannya. Yoona mengacungkan ibu jari ke Sunny. Ia tersenyum senang. ‘Yoona cantik sekali jika ia tersenyum’, batin Sunny.
Yoona segera mengambil handphone nya, menghubungi Seohyun.
“Seohyun, baju balletmu akan selesai besok pagi! Aku janji. Mesin jahitku sudah sehat kembali. Aku akan mengerjakannya mulai sekarang.. Daaah”, singkat sekali Yoona bertelephone. Padahal, Seohyun belum menjawab nya, sudah dimatikan.
“Tugasku sudah selesai, kan? Kalau begitu, aku mau kembali ke tempat grafity. Paii Paii”, Sunny berlari ke ‘Gravity Block’, membantu Sica.
“Hai, Sunny! Ayo kita bikin grafity. Aku punya ide. Bagaimana jika kita melukis tulisan ‘New World’? Artinya, ‘Dunia yang Baru’. Sunny menganggukkan kepala, mereka berkerja bersama dengan kompak.
======================
“Fany, apa yang kaulakukan dengan vespamu?”, sapa Yuri saat melewati halaman rumah Fany. Fany melambaikan tangan agar Yuri datang kepadanya.
“Kemarin vespaku rusak. Tadi, aku menemukan letak kesalahan mesinnya. Ternyata gerigi rodanya tidak pas. Sepertinya aku cocok berkerja di bagian mesin”, gumam Fany. Yuri tertawa kecil. “Kenapa kau tidak menjaga mini cafe mu?”, tanya Fany bingung.
“Coffee Machine ku satu-satunya rusak. Aku kehilangan banyak pelanggan”, ungkap Yuri sedih dan kecewa.
“Bawalah coffe machine mu, siapa tahu, aku bisa membetulkannya..”, kata Fany berlagak. Yuri meninggalkan Fany dan kembali 10 menit kemudian, karena rumah mereka satu perumahan.
“Fany, kau tahu, kenapa coffee machine ku tidak bisa berfungsi?”, tanya Yuri tersenyum. Fany menggelengkan kepala. “Itu tandanya, kau tidak cocok di bidang mesin. Aku tahu penyebabnya. Karena.... Kabelnya belum aku colokkan ke stopkontak! Hahhahaha”, Yuri tertawa riang. Fany hanya mendesah jengkel.

**Part 3 (Akhir Keberhasilan)**
Pesawat itu terbang lebih dari dua jam, dengan sang pilot, Kim Taeyeon. Choi Sooyoung yang melihat dari bawah merasa sangat bangga. Ia berlari kesana kemari mengitari lapangan penerbangan.
======================
Dengan lenturnya, Seo Joo Hyun memamerkan kemampuan tari balletnya didepan gubernur dan walikota. Im Yoon-Ah yang menontonnya ikut terharu, baju ballet karyanya dikagumi ratusan hadirin.
======================
Jessica Jung dan Lee Sun-Kyu melompat, mereka melakukan tos sambil lompat, menyaksikan hasil graity bertuliskan ‘New World’ yang sangat keren dan nilai seninya tinggi.
======================
Vespa pink itu sekarang menjadi sangat menawan dan enak dipandang, tidak bobrok dan tidak terlihat butut. Stephanie Hwang menambahkan papan plastik bertuliskan ‘Tiffany’ di bagian depannya.
======================
Tarian hip hop yang ditampilkan Kim Hyoyeon menarik perhatian publik. Dengan sepatu putihnya, ia sangat enerjik melompat dan bergerak-gerak.
======================
Mini Cafe milik Kwon Yu-Ri mendapat banyak pelanggan disetiap harinya. Kini, setiap cangkir coffee tampak uap berbentuk hati. Menandakan cintanya terhadap Mini Cafe dan Coffee Machine nya.

The End

itnw.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar